Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, Maka sungguh ia telah
beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan. (Ali Imran: 185)
Rasulullah menyambut bulan Ramadhan
penuh perasaan bahagian dan suka-cita. Beliau ingatkan para sahabat agar
menyiapkan diri mereka untuk menyambut dan mengisinya dengan amal.
Para sahabat dan salafus-shalih pun
senantiasa menyambut bulan Ramadhan dengan bahagia dan persiapan mental dan
spiritual. Diriwayatkan bahwa Umar bin Khatthab menyambutnya dengan menyalakan
lampu-lampu penerang di masjid-masjid untuk ibadah dan membaca Al-Qur’an.
Dan konon, Umar adalah orang pertama yang
memberi penerangan di masjid-masjid. Sampai pada zaman Ali bin Abi Thalib. Di
malam pertama bulan Ramadhan ia datang ke masjid dan mendapati masjid yang
terang itu ia berkata, “Semoga Allah menerangi kuburmu wahai Ibnul Khatthab
sebagaimana engkau terangi masjid-masjid Allah dengan Al-Qur’an.”
Orang yang bergembira dan penuh
antusias serta suka cita dalam menyambut bulan Ramadhan. Karena baginya, bulan
Ramadhan adalah kesempatan yang Allah anugerahkan kepada siapa yang dikehendaki
untuk menambah bekal spiritual dan bertaubat dari semua dosa dan kesalahan.
Ramadhan baginya adalah bulan bonus dimana Allah melipatgandakan pahala amal
kebaikan. Maka segala sesuatunya dipersiapkan untuk menyambut dan mengisinya.
Baik mental, ilmu, fisik, dan spiritual. Bahagia, karena di bulan terdapat
janji dijauhkannya seseorang dari api neraka. Dan itu merupakan kemenangan yang
membahagiakan.
Ibnu Mas’ud Al-Ghifari
menceritakan, Aku mendengar Rasulullah saw suatu hari menjelang Ramadhan bersabda, “Andai para hamba mengetahui apa
itu Ramadhan tentu umatku akan berharap agar sepanjang tahun itu Ramadhan.”
Setelah sekian lama berpisah, kini
Ramadhan kembali akan hadir di tengah-tengah kita. Bagi seorang muslim, tentu
kedatangan bulan Ramadhan akan disambut dengan rasa gembira dan penuh syukur,
karena Ramadhan merupakan bulan maghfirah, rahmat dan menuai pahala serta
sarana menjadi orang yang muttaqin.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya
kita melakukan persiapan diri untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan, agar
Ramadhan kali ini benar-benar memiliki nilai yang tinggi dan dapat mengantarkan
kita menjadi orang yang bertaqwa.
Ada beberapa hal yang seharusnya kita
lakukan dalam menyambut bulan mulia ini yakni Ramadhan
Pertama, berdoa kepada Allah
Swt, sebagaimana yang dicontohkan para ulama salafusshalih. Mereka berdoa
kepada Allah Swt dengan sungguh-sungguh agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan
sejak enam bulan sebelumnya dan selama enam bulan berikutnya mereka berdoa agar
puasanya diterima Allah Swt, karena berjumpa dengan bulan ini merupakan nikmat
yang besar bagi orang-orang yang dianugerahi taufik oleh Allah Swt.
Kedua, menuntaskan puasa tahun
lalu. Sudah seharusnya kita mengqadha puasa sesegera mungkin sebelum datang
Ramadhan berikutnya. Namun kalau seseorang mempunyai kesibukan atau halangan
tertentu untuk mengqadhanya seperti seorang ibu yang sibuk menyusui anaknya,
maka hendaklah ia menuntaskan hutang puasa tahun lalu pada bulan Sya'ban
Ketiga, persiapan keilmuan
(memahami fikih puasa). Mu’adz bin Jabal r.a berkata: “Hendaklah kalian
memperhatikan ilmu, karena mencari ilmu karena Allah adalah ibadah”
Kempat, persiapan jiwa dan
spiritual. Persiapan yang dimaksud di sini adalah mempersiapkan diri lahir dan
batin untuk melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah agung lainnya di bulan
Ramadhan dengan sebaik-sebaiknya, yaitu dengan hati yang ikhlas dan praktek
ibadah yang sesuai dengan petunjuk dan sunnah Rasulullah Saw.
Kelima, persiapan dana
(finansial). Sebaiknya aktivitas ibadah di bulan Ramadhan harus lebih mewarnai
hari-hari ketimbang aktivitas mencari nafkah atau yang lainnya. Pada bulan ini
setiap muslim dianjurkan memperbanyak amal shalih seperti infaq, shadaqah dan
ifthar (memberi bukaan). Karena itu, sebaiknya dibuat sebuah agenda maliah
(keuangan) yang mengalokasikan dana
untuk shadaqah, ianfaq serta memberi ifhtar selama bulan ini.
Keenam, persiapan fisik yaitu menjaga kesehatan. Persiapan fisik agar tetap
sehat dan kuat di bulan Ramadhan sangat penting. Kesehatan merupakan modal
utama dalam beribadah. Orang yang sehat dapat melakukan ibadah dengan baik.
Ketujuh, menyelenggarakan
tarhib Ramadhan. Disamping persiapan secara individual, kita juga hendaknya
melakukan persiapan secara kolektif, seperti melakukan tarhib Ramadhan yaitu
mengumpulkan kaum muslimin di masjid atau di tempat lain untuk diberi
pengarahan mengenai puasa Ramadhan, adab-adab, syarat dan rukunnya, hal-hal
yang membatalkannya atau amal ibadah lainnya.
Marilah kita singsingkan lengan baju
dan kencangkan ikat pinggang untuk menyambut jenak-jenak Ramadhan yang kian
saat kian mendekat. Semoga kita disampaikan di bulan suci tersebut. Dan kita
tidak tahu apakah Ramadhan kali ini kita mendapatinya. Juga kita tidak tahu
apakah ketika mendapatinya ia menjadi Ramadhan yang terakhir bagi kita. Seperti
tahun-tahun lalu.
“Wahai manusia! Sungguh
telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan
maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari
yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam
demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.
Wahai manusia! Siapa yang membaguskan
akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari
ketika kai-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang
dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan
meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di
bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada
hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan
(silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada
hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini,
Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa
melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan
dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti
melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat
kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika
timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran,
ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.